Return to site

Bursa Asia Menguat Menanti Rilis Data Ekonomi China

PT KONTAK PERKASA FUTURES

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Pasar saham di Asia menguat di tengah penantian investor tentang rilis data ekonomi utama Tiongkok yang diperkirakan akan keluar pada hari ini.

Melansir laman CNBC, Jumat (17/4/2020), di Jepang, indeks Nikkei 225 melonjak 1,97 persen pada awal perdagangan karena saham-saham kelas berat, seperti indeks Fast Retailing dan Softbank Group masing-masing naik lebih dari 3,5 persen. Indeks Topix juga naik 0,99 persen.

Sementara indeks Kospi Korea Selatan juga menguat 2,66 persen, sementara indeks Kosdaq bertambah 1,44 persen. Sementara itu, saham di Australia naik, dengan S & P / ASX 200 naik 1,58 persen.

Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,75 persen lebih tinggi.

Rilis PDB Tiongkok untuk kuartal pertama diperkirakan akan keluar sekitar pada hari ini, bersama dengan data produksi industri serta penjualan ritel di Maret.

Investor telah mengamati data ekonomi dari China, untuk mencari tahu tentang besarnya dampak ekonomi Virus Corona.

Analis yang disurvei Reuters memperkirakan PDB China turun 6,5 persen dari tahun lalu, penurunan tajam dari pertumbuhan 6 persen yang tercatat pada kuartal keempat 2019. Itu juga akan menjadi penurunan kuartal pertama sejak 1992, saat China mulai melaporkan PDB.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street berakhir lebih tinggi meskipun data ekonomi menunjukkan kesuraman, saat Presiden Donald Trump berjanji untuk terus dengan keinginannya membuka kembali perekonomian negaranya.

Melansir laman AFP, Dow Jones Industrial Average bertambah 0,1 persen menjadi 23.537,68. Sementara indeks S&P 500 naik 0,6 persen menjadi 2.799,55. Sedangkan Nasdaq Composite Index melonjak 1,7 persen menjadi 8.532,36.

Pada pekan lalu, sebanyak 5,2 juta pekerja AS mengajukan tunjangan pengangguran. Sehingga total dalam 4 minggu menjadi 22 juta orang mengajukan, usai beberapa wilayah AS mengambil langkah lockdown untuk mencegah penyebaran Virus Corona.

Sementara data perumahan AS mulai turun 22,3 persen pada Maret, sementara izin untuk konstruksi turun 6,8 persen, menurut data Biro Sensus.

Menurut analis, laporan terbaru ini melukiskan gambaran gelap prospek ekonomi AS yang tidak terduga.

"Pasar sedang melihat ke depan, dan memahami ini adalah apa yang harus kita tangani, dan berharap untuk setidaknya upaya untuk membuka perekonomian," kata Quincy Krosby, Kepala Strategi Pasar untuk Prudential Financial.

Melalui akun twitternya, Trump diharapkan bisa menguraikan berbagai langkah untuk membawa ekonomi AS kembali bergerak. "Kami mendapatkan panggilan yang sangat produktif, di mana para pemimpin setiap sektor ekonomi berupaya penuh membuat Amerika kembali bekerja, dan seterusnya."