Return to site

Kemarin Ngamuk, Dolar Singapura Kini Loyo di Rp 10.675

broken image

Semarang - Nilai tukar dolar Singapura melemah melawan rupiah pada perdagangan Rabu (10/3/2021) setelah melesat Selasa kemarin dan menghentikan penurunan 4 hari beruntun. Capital outflow di dalam negeri sudah mulai mereda, membuat rupiah perlahan perkasa kembali.

Pada pukul 10.28 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.675,58, dolar Singapura turun 0,28% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Kemarin, Mata Uang Negeri Kanguru ini melesat 0,75%.

Sejak awal pekan ini, capital outflow yang cukup besar terjadi baik di pasar saham Indonesia maupun pasar obligasi.

Di pasar saham, data perdagangan menunjukkan investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 740 miliar kemarin. Sementara awal pekan kemarin net sell tercatat Rp 414 miliar. Artinya dalam 2 hari terjadi capital outflow lebih dari 1,1 triliun.

Sedangkan pada hari ini, terpantau investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) Rp 56 miliar.

Sementara itu di pasar obligasi, yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun mengalami penurunan, setelah sempat naik tajam kemarin dan di awal pekan.

Pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi, saat yield naik artinya harga sedang turun, begitu juga sebaliknya. Ketika harga sedang turun, artinya sedang terjadi aksi jual, yang bisa menjadi indikasi capital outflow. Sementara ketika harga naik, maka kemungkinan terjadi capital inflow.

Membaiknya sentimen pelaku pasar global terjadi setelah yield obligasi (Treasury) AS menurun. Bursa saham Eropa dan Amerika Serikat Selasa waktu setempat, dan Asia pagi kembali ke zona hijau. Alhasil, rupiah kembali diuntungkan, dan mampu menguat melawan dolar Singapura.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210310104546-17-229136/kemarin-ngamuk-dolar-singapura-kini-loyo-di-rp-10675